Hot Todays

Rabu, 25 Februari 2015

Kain songket Batu Bara terancam punah

Sabtu, 31 Januari 2015

Batu bara (Bharindo)-Kain songket merupakan karya seni masyarakat batu bara yang di buat dengan cara di tenun memakai alat tradisional, yang di kenal dengan nama songket batu bara hingga sampai keluar daerah lain. Namun para pengerajin pembuatan songket mulai beralih propesi ke usaha lain.       Dari hasil observasi lapangan team investigasi jurnalis bharindo rabu 28/01/15 ke pada salah seorang warga bernama amna (45) Desa Padang Genting ,Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara ketika di konfirmasi ia mengatakan “ Perkerjaan sebagai pengerajin songket tidak dapat menjamin kehidupan, sebab satu helai songket setelah di selesaikan dalam kurun waktu 4 hari cuma mendapat hasil Rp.35.000,00.
  Namun mau tidak  mau harus di kerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya anak sekolah,sementara mendapatkan pekerjaan lain”.ungkapnya. ia berharap Pemerintah Kabupaten Batu Bara khususnya Disperindag dapat menetapkan upah perajin songket berkisar Rp.100.000,00/helainya agar perajin songket dapat bertahan dan sejahterah. Od.Sb.
Editor. MH.

Minim nya Upah Bongkar Muat Di Batubara

Senin, 16 Februari 2015

Batubara (Bharindo)-Pekerjaan yang begitu berat dan upah yang tidak sebanding, itulah  yang di alami oleh tenaga kerja bongkar muat di tangkahan batu padas, Kawasan Desa Mangkai,  Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara. hasil penelusuran team jurnalis Bharindo senin 02/02/15  kepada salah satu nara sumber yang tidak mau di sebukan namanya, ia mengatakan para pekerja kebanyakan mengeluh dengan upah bongkar dan muat batu padas tersebut. Upah bongkar hanya Rp.20.000/Truck sedangkan upah muat Rp.22.000,00/Truck. Kalau dikerjakan sendiri paling dapat 2 truck/hari dan berpenghasilan Rp.44.000,00 /hari.
Dalam hal ini mereka sangat mengharapkan peran serta Pemerintah Daerah agar dapat memperhatikan nasib mereka yang sangat memprihatinkan agar mendesak Disnaker untuk menetapkan upah minimum tenaga kerja bongkar muat Batu padas tersebut.Od.Sb.
Edit.MH.

Pensiunan Nelayan Menopang Hidup dengan Berdagang

Senin, 16 Februari 2015
Bhatu Bara(Bharindo)-Pak Sapri (75) warga Desa Mesjid Lama, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara. Beralih Profesi dari Nelayan menjadi pedagang serabutan. Ia mengaku  terpaksa ia berhenti  melaut di sebabkan umurnya yang sudah tua, ketika ia melaut sering kali ia di marahi /di sindir oleh teman-teman di bawah usianya, di sebabkan ia tidak mampu untuk menarik pukat/jaring dengan cepat dan baik. Keterpaksaan untuk hidup membuatnya berusaha kecil kecilan, yang di lakoninya sehari hari sebagai penjual udang kecope yang di jajakan kepada
pengunjung wisata di pantai bunga. team jurnal Bharindo menghampirinya minggu 01/02/15 keadaannya   sungguh memprihatinkan,udang kecope yang di bawanya beberapa bungkus tidaklah cukup buat makan sehari hari, ia juga mengaku tidak pernah mendapatkan perhatian baik dari Pemerintah Desa maupun Pemerintah Daerah setempat. Di tambah lagi ia mendengar berita tentang bedah rumah, ia sangat kecewa pada pemda,sebab rumahnya yang sudah tua dan tidak mempunyai atap belum dapat membuatnya beristiraha dengan baik, terutama di saat huja turun. ia berharap pemerintah Kabupaten Batu Bara dapat menyalurkan bantuan bedah rumah kepadanya dan bantuan raskin yang lebih. Od.Mh.

Wc Sekolah Jadi Tempat Nyabu

Senin, 16 Februari 2015

Batubara,(Bharindo)-Salah satu sekolah di Dsn.II Desa Penampungan Simpang Gambus, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaen Batu Bara, yaitu SD.Neg.017718 mendapat keluhan bahwa sering kali di sekolah mereka terutama di dalam WC yang rusak di gunakan sebagai tempat menyabu di malam hari. Hasil komfirmasi team jurnalis Bharindo kepada kepala sekolah Saniah(54) pada Selasa 03/02/15 membenarkan hal itu terjadi. Namun mereka tidak berani untuk menindak dan melarangnya, di sebabkan berefek samping bagi diri dan sekolahnya. Oleh sebab itu mereka berharap kepada Kapolres Kabupaten Batu Bara dapat mengamankan sekolahnya dari pemakai sabu-sabu, dan ia juga berharap kepada Dinas Pendidikan dapat memberikan dana bantuan perbaikan WC tersebut agar tidak ada celah untuk di pakai oleh para pemuda sebagai tempat menyabu.Od.Ap.
Edit.MH.

Usut Tuntas Dugaan Penyelewengan Bantuan Kapal

Seperti program pengembangan usaha mina pedesaan, bantuan pemberiaan kapal Inka Mina oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2013, serta banyak lagi yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan diduga diselewengkan oleh pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batu Bara.
Minimnya alat tangkap nelayan tradisional Batu Bara seperti jaring ikan, besaran kapal, ketersediaan bahan bakar sering dikeluhkan nelayan tradisional Kabupaten Batu Bara, sebagai kendala tidak bisa meningkatkan hasil tangkapannya. Namun dengan program yang digelontorkan KKP, nelayan harus bisa meningkatkan pendapatannya di laut, yang otomatis berdampak kepada peningkatan kesejahteraan nelayan. Seperti bantuan kapal Inka Mina dengan kapasitas 30 GT dari Ditjen Perikanan Tangkap KKP, yang sudah diserahkan ke berbagai daerah termasuk Kabupaten Batu Bara untuk para kelompok nelayan yang ada di Kabupaten Batu Bara. Bantuan kapal tersebut dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pendapatan nelayan, dimana dengan kapal yang cukup besar nelayan bisa menangkap ikan di perairan yang lebih dalam. Iskandar nelayan tradisional di Kecamatan Tanjung Tiram mengatakan bahwa terkait bantuan Kapal Inka Mina tersebut kami nelayan tidak ada yang mendapat bantuan tersebut namun yang mendapat adalah orang-orang kaya seperti pemborong, juragan pengumpul dan timses Bupati dan kami tidak ada yang mengetahui bahwa ada program bantuan itu, tetapi kami ada melihat sekitar 12 buah kapal yang bertuliskan KM. INKA MINA disudut Kapal sekitar pelabuhan Bom Kecamatan Tanjung Tiram, kami menduga hal ini diselewengkan dan ada unsur KKN dan kami meminta agar Kejati Sumatera Utara memeriksa Kadis Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batu Bara, ungkap beliau. Ir. Rinaldi selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batu Bara saat dikonfirmasi Bhayangkara Utama mengatakan memang benar Kabupaten Batu Bara ada menerima Kapal Inka Mina dari Dirjen Kelautan dan Perikanan tetapi yang diterima cuma 4 unit dan diberikan kepada ahli dan nelayan, alasannya nelayan tidak mampu mengelola kapal Inka Mina maupun memanajnya, jika diberikan kepada nelayan maka kapal tersebut akan menjadi ronsokan dan tidak akan berfungsi sebab nelayan tidak punya kemampuan, dana operasional dan keahlian untuk mengelola kapal tersebut, namun begitu pun nelayan tradisional tetap yang menjalankan proses tangkap menangkap ikan di Kapal Inka Mina tersebut, ujar beliau. Hasil investigasi Bhayangkara Utama dilapangan bahwa diketahui kapal Inka Mina tersebut lebih dari 4 unit yang beroperasi di Pelabuhan Kecamatan Tanjung Tiram dengan kondisi rekondisi atau kurang layak pakai, diduga Kadis Kelautan dan Perikanan mendapatkan keuntungan dari penyaluran Bantuan Kapal Inka Mina yang tidak tepat sasaran tersebut. (Husnul Zen)

Kelangkaan BBM Menyensarakan Masyarakat

dari hasil pantauan kami dan melakukan kordinasi bersama salah seorang karyawan SPBU di daerah simpang gambus kecamatan lima puluh kabupaten batu bara,mereka mengatakan sudah 2 hari BBM jenis premium dan solar habis dan tidak masuk.kondisi ini memang sangat mnyensarakan masyarakat pengguna mobil dan sepeda motor,bahkan hasil konfirmasi wartawan bharindo dengan salah seorang pengguna sepeda motor,premium eceran sangat sulit di dapatkan,di daerah simpang gambus dan sekitar nya,ini sangat menghambat perekonomian masyarakat,sampai tidak bisa melakukan aktivitas nya.
dan mereka berharap kepada pemerintah untuk cepat mengatasi kelangkaan premium dan solar di wilayah batu bara,kepada pihak kepolisian juga harus bertindak dengan tegas dalam pemantauan penggunaan BBM di wilayah batu bara,banyak sekali agen BBM jenis solar yang membeli minyak di SPBU kusus sepeda motor dan mobil,yang agen itu menjual harga tinggi ke nelayan di batu bara,seperti nelayan kecamatan tanjung tiram yang banyak menggunakan minyak solar dengan perhari nya 3 drum atau 630 liter/hari,padahal hasil pantau pihak media bharindo,di daerah tanjung tiram sangat banyak SPBU nelayan.masyarakat meminta ke pada pihak kepolisian agar bertindak tegas dalam merazia mafia BBM jenis premium dan solar di wilayah batu bara.(20/1/2015/ P Ginting )

BIRO BHARINDO KAB.BATUBARA

BIRO BHARINDO KAB.BATUBARA

Advertisements

Advertisements